11.7.11

Adrenaline Challenge, Rafting with MANCUR @ Pekalen River, Probolinggo – East Java



Yak, semester kali ini tuntas berakhir, ditandai dengan berakhirnya Ujian Akhir Semester hari Jumat kemarin. Setelah semester yang terasa berat bagi kami, para mahasiswa, akhirnya tiba juga waktu untuk menyegarkan otak dan jiwa.

Sebuah rencana kami, Mancur, yang sudah lama menjadi tujuan adventure kami adalah rafting. Olahraga air, mengarungi jeram-jeram, arus sungai yang menantang, pemandangan alam yang indah, komplit!
Dan setelah mencari info sana-sini, telepon sana-telepon sini, akhirnya tujuan trip kali ini adalah Sungai Pekalen, Probolinggo-Jawa Timur. Sebuah sungai yang cukup terkenal di Jawa Timur untuk arung jeram. Di sana terdapat beberapa agen wisata rafting yang bisa kita tuju dengan beberapa paket pilihan yang bisa kita pilih, dan kami pun telah menentukan agen wisata mana yang kami gunakan jauh hari sebelum keberangkatan kami ke sana.

Jumat siang, kami berangkat menuju Probolinggo dari Surabaya.Perjalanan yang cukup panjang, dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam berhubung macet. Memasuki kota Probolinggo pada pukul 18.00, kami mampir sejenak di kediaman salah satu sahabat kami untuk beristirahat, mengisi perut dan beribadah sholat (untuk yang muslim). Dan setelah beberapa lama, kami pun melanjutkan perjalanan menuju camp ground NOARS, agen wisata rafting yang kami tunjuk untuk challenge kali ini. Perjalanan yang cukup lama, masuk ke daerah pedesaan, tanya sana-sini (berhubung baru pertama kali ke sana), kesasar, dan akhirnya sampai juga di camp ground yang kami tuju. Cukup melelahkan, tapi tak masalah bagi kami yang tak sabar menanti untuk melakukan rafting di esok hari.

Di malam itu, setelah beristirahat sejenak, kami pun menyiapkan ground untuk bermalam. Beralaskan banner bekas, beratapkan langit, dinginnya angin malam menjadi teman kami malam itu. Udara yang cukup dingin pun segera sirna seketika kami mulai menyalakan bara api untuk sekedar menghangatkan diri. Air pun dipanaskan, kopi pun diseduh, dan suasana ceria penuh keakraban-kekeluargaan tanpa batas hadir di tengah-tengah kami. Tertawa lepas, bernyanyi, bercerita-berbagi pengalaman, benar-benar satu hal yang tak akan kami lupakan.

Sabtu pagi, setelah bersenang-senang semalam, kami pun terbangun. Hawa dingin memang cukup menusuk, tapi kembali lagi kami menghangatkan diri dengan membuat bara api.Tak berselang lama, pemandu kami memberitahu untuk segera mempersiapkan diri untuk turun menantang sungai Pekalen. Ya, dengan semangat kami segera berganti pakaian.

Setelah bersiap diri, dengan memakai peralatan safety yang disiapkan oleh pihak agen kami pun berangkat menuju sungai Pekalen. Menaiki mobil tumpangan milik agen, mengitari pedesaan, kebun dan rumah warga, berjalan sedikit menuju pinngir sungai, dan akhirnya tibalah kami, di start point. Takjub, satu kata yang tepat setelah melihat jernihnya air, mendengar suara arus sungai dan menikmati indahnya alam ini. Perahu karet telah disiapkan. Tak berapa lama, kami pun mulai naik ke atas perahu karet dan diberikan instruksi mengenai rafting oleh instruktur yang menemani kami kali ini. Kami, 16 orang, 4 perahu karet, dan akhirnya adrenaline challenge pun di mulai!

Dayung,dayung,dayung! Stop! Bump! Ya, seru, menegangkan, dan wajib TERIAK! Melewati jeram-jeram yang ada, menikmati indahnya alam yang tercipta dari kuasa Tuhan, sungguh satu hal yang dapat membantu kami menghilangkan penat. Air terjun yang indah kami lewati. Pancuran airnya terasa memijit-mijit kepala dan tubuh kami, seketika kami lewati saat itu. Perahu yang terbalik, menghantam batu sungai yang besar, berputar mengelilingi arus, sungguh seru, sulit untuk dijelaskan dan wajib untuk anda coba kawan.

Beberapa point kami lewati, beristirahat sejenak menikmati segelas STMJ dengan ditemani pisang goreng, cukup untuk mengisi perut kami sementara. Satu point yang mampu membuat adrenalin meningkat, Jumping Point. Ya, sesuai dengan namanya, spot untuk melompat dari ketinggian menuju kedalaman sungai. Melompat dari ketinggian kurang lebih 5 meter, menuju kedalaman sungai sedalam 3-4 meter . Menegangkan. Seru. Hanya kata itu yang ada di benak ku setelah ikut merasakan ketegangan sementara itu. Ya, aku yang takut ketinggian dan tak bisa berenang ini akhirnya ikut terjun setelah melihat kawan-kawan ku asyik melompat. Dan tentu saja, gemetar setelah melakukan hal itu. Tapi semua itu terbayar, sebuah pengalaman pertama ku melompat dari ketinggian dan nyebur ke sungai.

Cukup lama kami mengarungi sungai dan menikmati tantangan sepanjang 12 km itu. 3 jam telah kami lalui,dan akhirnya sampai lah di finish point. Perjalanan kami mengarungi Sungai Pekalen pun telah berakhir. Setelah itu, kami pun kembali ke camp ground untuk membersihkan diri dan menyantap makan siang yang telah disediakan oleh pihak agen.

Waktu pun semakin sore, dan akhirnya kami pun kembali ke Surabaya, tanah perantauan bagi kami, Mahasiswa Advancur.

Sebuah pengalaman tak terlupakan.

Salam MANCUR! Salam Tjebluuk!


A trip note by : IGN Widya Hadi S

Dedicated for : all of MANCUR’s mate

Surabaya, 10th July 2011


Documentations







:okay:

7.6.11

Mancur's Documentation

Mancur's : mt.Bromo Now, After Eruption Slideshow: IGN’s trip from Surabaya, Java, Indonesia to Probolinggo was created by TripAdvisor. See another Probolinggo slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

30.5.11

Mancur's : Mt.Bromo now, After eruption






Perjalanan ini bermula dari obrolan dan hasil kumpul-kumpul bersama anggota genk (bukan genk motor yg "berandalan", tapi sebuah ajang kumpul-sharing-belajar bersama) Mancur-Mahasiswa Advancur. Kami, berangan-angan untuk muncak alias mendaki Gunung Bromo, Probolinggo-Jawa Timur. Berhubung kesibukan kami di tengah-tengah dunia pendidikan sebagai mahasiswa/i, rencana yang sebenarnya telah disusun lama pun akhirnya kesampaian juga,tepatnya baru kesampaian kemarin 28-29 Mei 2011. Walau pun mimpi untuk mencapai puncak Bromo tidak tersampaikan, karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk menuju ke sana (status Bromo yg masih dalam tingkat Siaga).

Ini adalah sekelumit perjalanan kami di salah satu pesona keindahan bumi nusantara kita.

Jumat, 27 mei 2011 - sore hari
Kami, 4 orang dari Mancur (kawan-kawan Mancur lainnya sedang berhalangan dan tidak ikut dalam perjalan kali ini), berkumpul di rumah saudara kami, Bayu, untuk melakukan persiapan dan beristirahat sebelum melakukan perjalanan menuju Gunung Bromo esok hari. Checklist barang bawaan pun dilakukan dan siap untuk dibawa menuju tempat tujuan kami.

Sabtu, 28 Mei 2011 - pagi hari, sekitar pukul 07.00 WIB
Persiapan keberangkatan dilakukan, menaikkan barang-barang bawaan ke dalam kendaraan (yang kami kendarai sendiri). Setelah menyantap sarapan, yang telah disediakan oleh Keluarga saudara Bayu (tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada keluarga Bayu, yang telah kami anggap keluarga sendiri), kami pun meluncur dari Surabaya menuju tujuan kami dengan memanjatkan doa terlebih dahulu agar selamat dalam perjalanan dan sampai di tujuan.

- siang hari, sekitar pukul 12.30 WIB
Kami memasuki kota Probolinggo, beristirahat sejenak sambil menyantap makan siang. Makan siang kami kali ini disediakan oleh keluarga Zeezaa, saudara kami yang ikut dalam perjalanan kali ini (pulang kampung menemui orangtua di Probolinggo). Tentunya enak, mengenyangkan, dan gratis. Terima kasih untuk Zeezaa dan keluarga.Setelah menikmati makan siang, kami pun melanjutkan perjalanan.

- sekitar pukul 13.30 WIB
Kendaraan kami pun mulai memasuki kawasan pemukiman warga yang terletak di kawasan lereng kaki Gunung Bromo, pemukiman yang di dominasi oleh Suku Tengger. Tak berapa lama melewati pemukiman penduduk, kami pun sampai di pintu masuk kawasan wisata Gunung Bromo dan kemudian memarkir kendaraan kami. Pencarian penginapan pun di mulai. Kami memasuki satu per sau penginapan yang ada di sana, melalui berbagai tawaran dari penduduk lokal sana yang memang berprofesi sebagai "agen wisata". Setelah beberapa kali keluar-masuk, akhirnya kami pun menetapkan penginapan yang akan kami tempati selama kami berada di sana. Harga penginapan pun cukup terjangkau untuk kami, dengan modal patungan tentunya.

- sore hari, sekitar pukul 15.00 WIB
Setelah check-in,beristirahat sejenak, dan melakukan sedikit persiapan, kami pun siap untuk melakukan perjalanan di sore hari menuju lautan pasir. Dan tak lupa, tujuan saya (yang beragama Hindu), adalah menuju Pura yang terletak di sana. Kami pun berjalan menyusuri lautan pasir, yang dulunya berwarna hitam, sekarang telah berubah menjadi cokelat bercampur dengan sisa abu vulkanik akibat erupsi beberapa bulan kemarin. Di tengah-tengah lautan pasir, jalan menuju Pura, terdapat semacam lembah kecil (sepertinya akibat aliran lahar dingin). Tak lupa kami pun mengabadikan diri di tempat itu. Tak berapa lama, kami pun sampai di pura dan saya pun melakukan persembahyangan sejenak sembari di temani sahabat-sahabat saya yang sedang beristirahat.

- sekitar pukul 16.30 WIB
Kami mengabadikan diri di dekat areal Pura dengan latar belakang gunung Bromo yang masih aktif dengan aktivitasnya mengeluarkan kepulan asap. Niat kami untuk mendaki menuju kawahnya pun urung dilakukan, karena kondisi yang tidak memungkinkan. Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke penginapan, melewati kembali lautan pasir di temani senja.

- sekitar pukul 18.00 WIB
Kami sampai di depan penginapan, beristirahat sejenak sambil berbincang-bincang dengan salah seorang "agen wisata", Mas Indra. Ia menawari kami paket perjalanan untuk esok pagi dengan mengendarai kendaraan sewaan (Hardtop). Setelah melalui proses negosiasi dan perbincangan yang cukup lama, kami pun deal dengannya dan menerima tawaran dengan harga yang telah kami sepakati. Setelah itu, kami kembali ke kamar untuk santap malam seadanya dan beristirahat untuk perjalanan esok pagi.

- malam hari, di tengah dinginnya kawasan Bromo, di dalam kamar penginapan
Suasana ramai, tawa canda kami meledak. Ajang adu kentut terjadi! Sebuah rekor pun tercipta. Sebuah kebersamaan tanpa batas.

Minggu, 29 Mei 2011 - pagi hari sekitar pukul 03.30 WIB
Alarm kami berbunyi, pertanda harus bangun dan mempersiapkan diri untuk perjalanan selanjutnya. Menyongsong fajar di viewpoint Pananjakan 2 (Pananjakan 1 di tutup karena akses jalan menuju tempat tersebut terputus). Setelah siap, kami pun meluncur dengan kendaraan sewaan kami, ditemani oleh Mas Indra sebagai tour guide kami. Tak berapa lama, kami pun sampai di lokasi parkir dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki, mendaki menuju Pananjakan 2. Suasana dalam perjalanan cukup ramai, banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang kami lihat di sana.

- sekitar pukul 05.00 WIB di Pananjakan 2
Fajar mulai menyongsong dari kejauhan. Udara yang segar dan cukup menusuk tulang mampu membuat saya gemetar. Tapi tak lama kemudian, tubuh saya pun hangat kembali setelah meminum segelas susu cokelat hangat pemberian Mas Indra. Matur suwun Mas.
Tak lupa kami mengabadikan momen di lokasi ini dengan bidikan lensa kamera yang telah kami siapkan. Benar-benar indah, melihat panorama spektakuler yang menjadi magnet wisatawan lokal dan mancanegara.

- pukul 06.00 WIB
Kami memutuskan untuk turun dari Pananjakan 2, kembali ke penginapan untuk menikmati sarapan dan bersiap untuk perjalanan berikutnya.
- sekitar pukul 08.00 WIB
Seusai sarapan yang mengenyangkan dan nikmat (berhubung lapar), kami pun melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya, Savana di kaki Bromo. Tentu saja, kembali dengan mengendarai mobil sewaan. Melewati lautan pasir dengan kondisi jalan offroad cukup menyenangkan bagi kami. Kendaraan yang kami tumpangi, disupiri oleh Pak Jayus yang cukup lihai, berlenggak-lenggok melewati jalanan yang bisa dibilang cukup ekstrem.

- sekitar pukul 08.45 WIB
Kami sampai di daerah Savana. Panorama di sana sangat spektakuler, dengan bukit dan lereng yang hijau, rerumputan yang bergradasi kuning dan hijau, langit biru dengan awan, dan sekali lagi saya katakan, "Wow!". Momen ini pun tak lupa untuk diabadikan.

- sekitar pukul 09.30 WIB
Puas menikmati keindahan Savana, kami pun kembali menuju penginapan untuk beristirahat, membersihkan diri dan bersiap untuk kembali ke Surabaya.

-pukul 11.45 WIB
Barang-barang bawaan kembali kami masukkan ke dalam mobil, setelah membersihkan diri di penginapan. Kami pun check-out dari sana, dan melanjutkan perjalanan kembali menuju Surabaya.

Dan, berakhirlah perjalanan singkat kami di Gunung Bromo. Walau berat untuk meninggalkan tempat itu. Tapi perjalanan kali ini bukanlah akhir dari perjalanan kami, ini adalah sebuah tolakan awal untuk melakukan perjalanan berikutnya. Mungkin kembali ke Bromo, atau mencoba menaklukkan Rinjani, atau melangkahkan kaki menuju tempat keren lainnya di Nusantara bahkan Dunia. Ada yang mau ikut??
:astig:

Fin.
Mancur - Mahasiswa Advancur's Diary
by : IGN Widya Hadi S (me)
other photo documentations are here and here.

Best regards and thanks to :
Our GOD
Our Big Family of Mancur (Bayu, Zeeza, Nanu, Yoga, and other family members)
Our Tour Guide @ Mt.Bromo (Mas indra & Pak Jayus)
and
Thank You INDONESIA!

7.4.11

Behind this mask..(be a superhero,but I'm ZERO)


Topeng, kostum, dan segala embel-embel yang terpasang. Di balik semua itu lah aku (dan kita) berada. Entah apa yang ada di dalam benak dan nurani kita, tak ada seorang pun yang tahu. Begitu pula aku.

Ini adalah sebuah kisah tentang "superhero", tapi sebenarnya ia itu bukan lah siapa-siapa. He just an ordinary guy, nobody, ZERO! Itulah aku. Bersembunyi di balik bayang-bayang, memendam rasa, dan berusaha menjaga "sesuatu" di dalam hati, sendiri.

Aku berusaha menahan perasaan itu sendiri. Menangis dalam hati, tertahan, tak ingin seorang pun tahu. Terkadang ketika wajah ku tersenyum, tertawa, tapi hati ku tidak. Hanya memasang topeng, dan berkata, "Tenang, aku tak apa-apa.", sambil tertawa lepas berusaha melupakan apa yang terjadi. Biasanya, hal ini terlihat setelah berhasil (tepatnya bersusah payah menjawab soal ujian yang tak berhasil dilalui dengan "sempurna". Sesaat seperti itu, dan seketika akan kembali lagi ke sosok normal ku. Bercanda, tertawa lepas, dan menjadi "gila". Ya. Itulah aku. Berusaha menjadi penghibur untuk orang-orang di sekeliling ku. Tak ingin orang lain tahu dan merasakan apa yang sebenarnya aku rasakan. Tak ingin mereka ikut terlarut di dalam kesedihan ku.

Di balik topeng, aku merasa kuat, tegar, tapi rapuh didalamnya. Air mata, tangis, haru, dan perasaan berkecamuk bercampur dan berusaha ku hilangkan. Aku hanya ingin hidup tanpa beban, tanpa memikirkan hal-hal yang merepotkan. Tapi, ku tak bisa melupakan beban yang ada di kedua pundak ku. Aku hanya ingin KUAT, dengan berusaha tertawa, dan tersenyum yang selalu ada di wajahku.

Topeng ini, hal terkeren yang pernah ku pakai. Topeng sesosok GARUDA, kuat, terbang tinggi, melewati langit tanpa batas. Dulu, aku memakai topeng PANGERAN KODOK. Buruk rupa, dekil, mencoba terbang, tapi hanya bisa melompat. Sekarang semua berubah. Aku belajar, menjadi kuat layaknya GARUDA. Berusaha terbang mengenali dunia, setelah puas melompat-lompat di tanah berlumpur. Harus bisa!

Topeng ini telah kulepas, tak selamanya aku (kita) bisa hidup di baliknya. Aku harus mencoba, menjalani hidup yang sebenarnya, walau pun penuh dengan beban, aku harus bisa tersenyum, tertawan lepas tanpa menahan "rasa" yang berkecamuk di dalam diri ku. BEBASKAN dan LEPASKAN semua itu! Angin akan menerpa wajahku, matahari akan menghangatkan tubuh ku, dan seketika aku merasa RINGAN.

Terima kasih, Dunia...